" Kurikulum PP. Kubriwijoyo Madiun : Tahfidzil Qur`an, Kajian Kitab Kuning, Kitab Alat (Nahwu Shorof dll), Kajian Kilat / Kilatan dan Ektra Kurikuler" Santri Kami Mulai Anak-Anak sampai Orang dewasa Putra dan Putri..

"Manusia yang mengenal dirinya maka, ia mengenal Tuhannya" "Tentunya Anda telah tahu Bahwa, Yang sangat Singkat itu adalah Waktu,Yang sangat dekat adalah Kematian, Yang paling jauh itu adalah Masalalu, Yang sangat besar adalah Nafsu, Yang paling berat adalah Amanah, Yang sulit itu adalah Ikhlash, Yang paling Mudah adalah berbuat Dosa, Yang abadi adalah Amal baik, yang di Investasikan adalah Amalan Kita"

Rabu, 27 Juli 2011

5 Harta Karun Yang Tidak Pernah Habis

(From the desk Afif Asyhari)
Maaf saudaraku,..  tulisan ini bukan bermaksud membuat fikiran Anda tertuju pada faham materialistis, bukan juga menunjukkan perbedaan orang yang berharta dan tidak berharta.. karena fitrahnya setiap anak adam yang lahir punya haq untuk memiliki harta karun itu.. tapi ada hal yang mesti di pertimbangkan bahwa sebanyak apapun harta dunia jika di pakai terus menerus pada ujungnya juga akan habis.. kecuali jika diri yang diberi amanah itu mampu membisniskan harta itu dengan manajemen yang bagus, rapi dan terstruktur… hal itu benar bukan?

Itulah sebabnya Nabi Sulaiman As, ketika diberi pilihan dalam menjalani hidup dengan pilihan harta saja atau ilmu saja.. setelah menimbang-nimbang maka Sulaiman As dengan mantap menjatuhkan pilihan pada ilmu pengetahuan. Menurut fikiran sulaiman As seluruh ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis meskipun di bagi sejuta kali. Dan harta segera habis setelah dibagi beberapa kali. Mendengar jawaban Nabi Sulaiman As itu malaikat Jibril selaku guru pembimbing membenarkan pilihan Sulaiman As dan juga menunjukkan jalan untuk cepat kaya dan kecukupan (Berarti Nabi Sulaiman As mendapat Ilmu juga mendapat harta).

Sebagai Anak cucu Adam As, Nabi Sulaiman dengan segala kecukupan yang ia miliki semakin runduk kondisi keimanan dan kerendahan hatinya sehingga Allah mengabadikan perjalanan hidupnya dalam Alqur`an dan hingga kini ummat manusia masih bisa mengambil Ibroh / teladan untuk referensi menjalani hidup..

Sesuai haeder diatas “5 Harta Karun Yang Tidak Pernah Habis” adalah harta abadi yang selalu diberikan Allah kepada manusia yang terlahir dimuka bumi, apapun bangsanya, laki dan perempuan tidak ada perbedaan dalam pemberian itu..
Tentunya akan ada pertanyaan yang segera muncul dalam fikiran Anda bukan? (kira kira pertanyan itu adalah) “kenapa kok masih ada berjuta-juta orang miskin pada tiap negara / Bangsa?..
Secara universal jawabannya adalah “karena mereka tidak tertarik untuk menemukannya” atau “mereka tidak sungguh-sungguh dalam mencari” atau “mereka sungguh tidak percaya dengan harta karun itu” atau “mereka masa bodoh dengan adanya harta karun itu”.. jawaban itu sudah cukup untuk mendalami masalah ‘proses penemuan harta karun itu.

Kini tinggal mencari tahu “konsep harta karun” dalam perspektif “kemauan manusia mendapatkan harta karun itu”.


Berfikir dengan sederhana seperti Nabi Sulaiman, yaitu tidak kepingin harta dunia, cukuplah dengan ilmu pengetahuan, maka Sulaiman As menemukan cara untuk cepat kaya dan kecukupan..
Perspektif Kedua:
Langsung saja bekerja dengan giat, bukankah tujuannya hanya untuk memiliki harta? Itu benar. Ibarat Atlit marathon, maka bukan bagaimana cara menjadi juara.. yang dia usahakan adalah “LARI” karena kalau berfikir sepatunya, teknis untuk menang dll.. kelamaan, (orang jawa bilang: kesuwen) bisa-bisa keburu peluang di sabet orang. Perspektif seperti ini juga benar..

Perspektif Ketiga:
Belajar sambil bekerja (dalam arti: pengetahuan yang di temukan adalah proses bertambahnya ilmu pengetahuan). Hal ini juga dalam koridor perkara baik, karena ia memulai untuk mandiri, tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Sesuai Hadist Nabi Saw, “seluruh Nabi sejak setelah Nabi Dawud As adalah Nabi-Nabi yang mencukupi keperluannya sendiri” 

Perspektif Keempat:
Belajar terus hingga memiliki Gelar / Pengakuan, dan karena gelar itulah ia akan mulai mengajarkan ilmu yang ia miliki agar mendapatkan jasa berupa alat pembayaran / Uang, emas, perak dll, atau berupa properti yang disepakati.

Itu semua benar.. karena semua perspektif itu menunjukkan kemauan, keuletan dan keyakinan dalam berusaha.
*****

Kita Mulai Pencerahan..

Ketika Paragraph di atas telah merasuki alam pemikiran kita, ada kemungkinan kita semua agak bosan dengan retorika itu.. baiklah mari bersama-sam mentranformasikan semua retorika itu ke dalam jagad kecil yang memiliki kapasitas sebagai penghubung Antara Alam ragawi, Alam Ruhani dan Sang pemilik Harta Karun.

Agar Lebih Sederhana Mari Disepakati Saja Persamaanya..:
  • Alam Ragawi Adalah Alam Manusia Nyata,
  • Alam Ruhani Adalah Fisik Hati Dan Seluruh Essensi Puncak Aktifitasnya,
  • Sang Pemilik Harta Karun Adalah Muthlaq / Tidak Ada Persamaan Apapun / “Laysa Kamitslihi Syaiun”.

Sama persis dengan naskah-naskah kuno atau film-film penemuan treasure milik suatu dinasti kerajaan tertentu atau milik para usahawan masa lalu, Harta karun yang Akan Anda kenali berikut ini, pada tahun 611 masehi telah dihimpun kembali oleh seorang penggembala di kawasan Hijaj, sang penghimpun ini juga tekun berdagang sehingga dengan relasi yang begitu banyak Sang penghimpun harta karun ini semakin hari bertambah pula keahliannya dalam bidang kehumasan, ekonom, Politisi ulung, ahli strategi, filsafat, kedokteran, psikologi dll. Saat kelahirannya Dynasti Bani Hasyim memberikan hadiah dengan sebutan “Muhammad” seorang panutan yang tidak asing lagi di penjuru muka bumi.

Untuk menemukan dan menjadi penjaga harta karun itu “Muhammad bin Abdillah” telah menyiapkan segala sesuatu yang selalu diperlukan oleh para calon penjaga sekaligus pemilik harta karun. Untuk itu setiap calon penjaga dan pemilik harta karun harus memenuhi kriteria berupa:
  • Pemahaman dan aktualisasi konsep iman,
  • Pemahaman dan aktualisasi konsep Islam,
  • Implementasi Iman dan islam untuk mencapai  derajat Ihsan.
  • Dengan implementasi semua hal diatas, maka siapapun yang ingin menjadi penjaga dan pemilik harta karun harus menjalani masa-masa pencarian yang sebut prosesi suluk dengan panduan seorang guru yang disebut mursid.

Jadi sederhananya untuk memiliki harta karun itu siapapun harus mampu mensinergykan hal berikut ini:
  • Beriman dengan sebenarnya,
  • Menjalankan Syaria’at Islam tanpa pilih-pilih,
  • Mensinergykan iman dan Islam,
  • Menjalani prosesi Suluk dalam Bimbingan Mursid untuk mencapai derajat pemilik harta karun.


Dengan bimbingan sang mursid inilah palaku suluk di perkenalkan beberapa alam / negeri yang berjumlah 46 negeri yang memiliki eksistensi berbeda-beda, diantara sifat kountur negeri itu:
  • Ada yang gersang,
  • Ada Sadis,
  • Ada pula negeri yang penuh kebuasan
  • Ada Juga negeri yang penuh dengan tipu daya. Tepatnya ada 16 negeri /wilayah.
  • Sedang negeri /wilayah yang menyenangkan jumlahny ada 28 tempat
  • Dan yang paling di idam-idamkan hanya ada 2 negeri, dimana kedua yang terakhir diliputi kedamaian, ketenangan, rasa cukup, penuh kesyukuran, tersedia pengetahuan dan informasi yang di perlukan sang penjaga atan sang pemilik, diliputi kelengkapan Properti yang full update dengan keinginan manusia.

Tapi namanya proses pencarian tidak semudah tengok kiri-kanan atau membalik telapak tangan. Dalam proses pencarian ada yang di korbankan, hal itu bisa berarti berkorban harta dan waktu, berbekal pula keyakinan, kesabaran dll.

Ingatlah ketika Nabi Muhammad Saw ketika sedang berkholwat untuk menemukan ketenangan diri, untuk menemukan manisnya iman dan untuk menemukan methode berkomunikasi dengan Allah yang sepenuhnya di jembatani oleh hati, tentu bukan hanya sehari dua hari bukan?. Karena semenjak dewasa, Nabi Muhammad telah membiasakan diri dengan amalan-amalan yang bagus, Alamalan itu masuk dalam kategori “Mulhimah, Muthmainnah, Rodhiyah, Mardhiyyah dan Kamilah”. Sehingga lambat laun ketika nabi dengan sangat intens berkhalwat bertahun-tahun akhirnya Nabi telah sampai pada Derajat “Haqqul Yakin” keyakinan yang sesungguhnya terhadap segala sesuatu dalam kehidupan Nyata atau Ghaib.

Dan ketika 10 tahun kenabian sejak Nabi Saw. Menjadi Rosul, kunci gerbang menuju harta karun itu telah Beliau bagikan kepada 313 sahabat beliau ketika suluruh sahabat yang 313 itu berbai’at / bersumpah setia di “Kampung Aqobah” untuk selalu bersama dalam kehidupan Nabi dalam kondisi susah atau senang.  Kepada 313 sahabat inilah nabi muhammad menitipkan kunci gerbang harta karun milik para Rosul. Dan ketika diperdalam letak sesungguhnya posisi harta karun itu, ternyata kunci-kunci gerbang harta karun itu terletak pada 5 tempat dalam jasad semua manusia.. 5 tempat itu adalah tempat penyimpanan harta karun milik Nabi :
  • Adam As,
  • Ibrahim As,
  • Isa As,
  • Musa As dan
  • Muhammad Saw.

Untuk mencapai tempat bersemayam kunci dan harta karun itu, setiap penjaga / pemilik baru harus lulus uji untuk mencapai posisi yang di sebut “Lathifah” yaitu menembus Alam / wilayah dimana kunci dan pintu gerbang itu berada:
  • Lathifah Qolby adalah milik Nabi Adam As,
  • Lathifah Ruh adalah Milik Nabi Ibrahim As,
  • Lathifah Sirri adalah milik Nabi Isa As,
  • Lathifah Khofy adalah Milik Nabi Musa As,
  • Lathifah Akhfa adalah yang Puncaknya yaitu milik Nabi Muhammad Saw, (pencapaiannya adalah “Haqqul Yakin” / segala sesuatu dicapai dengan sebenar-benarnya).
Untuk mencapai 5 Lathifah itu siapapun harus bertarung / mempertaruhkan dirinya dengan 2 wilayah yang dipenuhi keburukan, kesadisan, angkaramurka, spionase, konspirasi dan criminalitas lainnya. 2 tempat / negeri /wilayah itu memiliki banyak sebutan, diantaranya:
  • Lathifatu Kullu Jasad dan
  • Lathifatu Nafsun Nathiqoh

Siapapun, yang mampu mengalahkan 2 sifat buruk itu maka Mereka semua berhak menembus / singgah pada 5 Lathifah yang penuh dengan kebaikan dan kemulyaan.

Siapapun yang telah mampu singgah pada 5 Kerajaan Lathifah itu, mereka semua akan diberi harta karun yang jauh lebih berharga dari pada seisi dunia. Karena siapapun pemenangnya dan berapapun jumlahnya, mereka semua akan mendapatkan langsung dari Pemilik Semesta.. meminta atau tidak meminta pemilik semesta telah menyiapkan harta karun yang sesuai dengan keperluan sang penjaga 5 lathifah itu.
Jadi harta karun yang dimaksud adalah kebahagiaan karena telah mampu berkomunikasi dan larut dalam Cahaya Ilahi.. dengan pencapaian inilah “larut dalam cahaya ilahi” maka siapapun akan tersenyum bahagia, karena keperluannya terhadap dunia telah di cukupkan oleh Allah. Ibaratnya andai sangat terdesak perlu uang, pasir dari dunia yang bawa bermunajat kepada Allah dan larut bersama dirinya dalam Nur Ilahi, maka jika ia ingin pasir itu jadi emas, maka jadilah!!..

Kenapa seperti itu?.. karena sang penjaga / pemilik harta karun telah di ridhoi Allah, dan Allah akan mencukupi keperluannya terkait urusan dunia..

Bagaimana diri kita, saya, Anda?… bukankah semua ingin memulai belajar untuk lebih dekat kepada Allah Swt?.. “TENTU!!”..
Karena 5 Kerajaan Lathifah terbuka untuk siapa saja..

Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumber Artikel Berasal dari:

Berita Terbaru Lainnya

Ketikan Dari Http://INFOAFIF.tk/