(Bag.1)
Planet bumi semenjak dihuni Psesies manusia ( Adam As), telah mengalami beberapa kali siklus populasinya, meskipun sebelum dihuni manusia bumi telah beberapa kali dihuni oleh spesies hewan raksasa, Spesies Alyan_banulyan dan spesies Neanderthall (yang bila didasarkan pada fosilnya maka Volume otaknya berisi 599 cc, dan disepakati bahwa spesies ini kemampuan bahasanya sangat terbatas dan spesies ini belum dinamakan Manusia, karena manusia level HomoSapiens / Spesies Manusia cerdas akan memiliki minimal 1000cc kandungan otaknya).
Dengan begitu Berarti usia bumi sebelum dihuni oleh Bapak Adam As sudah berjuta juta tahun lamanya, hal itu sesuai usia karbon pada fosil dan batuan yang diukur dengan tekhnologi temuan terkini.
Kemudian Apa Kaitan Dengan Judul Diatas Paragraph Tersebut?
Tentunya diawali dengan permintaan maaf, penulis akan mencoba menyajikan beberapa Argument dari Dalil Naqli maupun Aqli yang sangat berperan untuk mendefinisikan judul yang telah tertulis dengan Dalil yang telah berumur 15 abad yang lalu..
(Baiklah..) karena tulisan ini bertujuan “membuka cakrawala dan memperluas rentang pemikiran para pembaca di manapun dan Anda para Muslim tentunya”. Untuk memahami dalamnya relung bahasa dan makna AlQur`an, maka seseorang di tuntut untuk memakai bahasa hatinya, bukan bahasa yang ada di otak dan bukan pula bahasa yang ada di ubun-ubunnya. Karena pada ubun-ubun manusia terdapat 7 sifat hewani, dan pada alam pemikirannya manusia selalu dirasuki 9 karakter halus dari bahasa syaithoniah. ( silakan merujuk pada artikel terkait sufi dan thoriqot pada blog ini)
Pemimpin masa depan yang layak menjadi khalifah (pemimpin dengan fitrah yang sebenarnya) deretan nama nama mereka yang layak jadi Khalifah / Pemimpin sejati adalah:
- Adam As,
- Ilyas As,
- Isa As,
- Imam mahdi As (dan),
- Syits As (serta),
- Khidir As.
Yang jelas akan timbul pertanyaan Kenapa tokoh tokoh ini yang dinyatakan layak menjadi kholifah di bumi? Adakah argumen yang turut mendukung keberadaan mereka? Bisakah penulis menyajikan argument yang “kesampaian” jika di komparative dengan Dalil Qur`ani dan Hadist Nabi Saw..
Baiklah.. Mari Ditelusuri Dengan Memulainya Dari:
Adam As. ( Nabi Adam As.)
Jika membaca secara lughowi dari ayat-ayat Alqur`an dan Hadist Nabi Muhammad Saw, telah jelas sebab-sebab Penciptaan Nabi Adam As, Kapabilitas Nabi Adam As, dan dasar-dasar kemuliaan Nabi Adam As. Termasuk juga Dalam segi penguasaan ilmu dalam semesta ini..
Dalam AlQur`an Kalimat Adam terulang lebih dari 24 kali, karakteristik yang menerangkan Nabi Adam As. adalah:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( AlBaqoroh:30)
( secara maknawi, ketika Allah hendak mewujudkan penciptaan Adam As, Allah telah menguji karakteristik Bangsa Malaikat dan meng-informasi-kannya, dan ternyata Para malaikat menyatakan rasa was-was dengan akan Hadirnya Adam As dalam semesta, “tepatnya Pemimpin di muka bumi” dan para malaikat menyatakan rasa was-wasnya dengan ungkapan “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,”.
Maka secara psikologis dapat diterjemahkan bahwa para Malaikat menyatakan bahwa: sebelum Adam diciptakan ternyata dibumi telah ada beberapa spesies penghuni dan para Kholifahnya dari spesies itu, dan berarti para malaikat juga menyaksikan bahwa mereka telah terbiasa dengan tabiat penghuni bumi yang saling ganggu, saling serang dan bahkan sering terjadi peperangan sesama spesies penghuni bumi.
Dan setelah menyatakan kekhawatirannya, para malaikat lantas menyatakan bahwa kejadian yang mereka saksikan di muka bumi tidak sebanding dengan Aktivitas bangsa Malaikat yang selalu beribadah dan beribadah, sesuai Deklarasi dalam Ayat tersebut yang berbunyi “padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”, menelisik secara intrinsik kalimat tersebut, ternyata Bangsa Malaikat Juga Pamer ibadahnya dihadapan Tuhan sang Penciptanya..
maka sebagai ungkapan atas deklarasi para malaikat itu Allah Swt memberi pernyataan secara global dan universal dengan kalimat “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Berarti juga, bahwa para malaikat tidak menyadari bahwa diri mereka telah berbuat Riya` atau pamer amal ibadahnya selama Adam As belum dicipta.).
Untuk lebih lengkapnya ayat berikut ini semakin menjelaskan Kapabilitas dan Kemulyaan Nabi Adam As.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang orang-orang yang benar!" (Albaqoroh:31)
( Setelah masa penciptaannya, Allah mengajarkan / mendidik Nabi Adam Segala sesuatu terkait Ilmu dan pegetahuan di semesta-raya, dengan ungkapan “seluruhnya”. Ini juga berarti Adam As mampu mendefinisikan segala sesuatu di semesta yang telah dipelajarinya berdasarkan “LaduniNya” Allah Swt. Sehingga pada masa berikutnya Allah menguji Pengetahuan yang telah dimiliki Oleh bangsa Malaikat… karena menyadari ketidak-mampuannya, maka para Malaikat membuat pernyataan yang jujur dan tulus, dan mendeklarasikannya seperti ayat berikut ini..)
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Albaqoroh:32)
(berarti jangkauan Ilmu pengetahuan para malaikat sangat Jaaauuuhh tertinggal, jika dibandingkan dengan karakteristik Ilmu dan pengetahuan Nabi Adam As). Maka dengan begitu bangsa Malaikat telah faham mengapa Allah berkehendak bahwa Kholifah di bumi adalah Spesies Manusia.
Dan untuk menegaskan Kehendanya maka ayat berikutnya menyatakan..
“Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
( Dengan mencermati lebih dalam lagi, ternyata ilmu yang diajarkan kepada Nabi Adam As, meliputi ilmu dan pengetahuan terkait segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, juga berarti rahasia 7 langit dan rahasia 7 bumi). Dan sebagai Penghormatan terhadap Karakter, Kapabilitas dan Kemulyaan Adam As, maka atas perintah Allah Para Malaikat memberi penghormatan kepada Adam As, berdasarkan deklarasi pada ayat selanjutnya..
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(Albaqoroh:34).
Demikianlah Adam As, memulai kehidupannya di Syurga sehingga pada masa berikutnya Allah menjadikan Seorang teman untuk Bapak Adam As, seorang yang rupawan dan diberi nama yang penuh berkah “Hawa”, setelah keni’matan demi keni’matan diterima oleh Bapak Adam dan kekasihnya, maka tibalah ”Azazil” memulai babak baru dengan segala konspirasinya untuk menjebak Bapak Adam, sehingga tersingkir dari syurga, dan menjalani ke-abadiannya di Muka Bumi Sebagai Kholifah.
Lantas, Jika Kembali Kepada Judul Tulisan “Pemimpin Dunia Masa Depan” Apa Relevansinya?
“Inilah pertanyaan yang saya tunggu” dan tentunya ada juga pertanyaan yang belum terucap, kira kira berbunyi “bukankah Nabi Adam as. telah wafat? Bagaimana bisa jadi Pemimpin Masa Depan?” Saya juga suka dengan pertanyaan yang ke dua ini..
Relevansinya Adalah Keberadaan Yang Berupa:
1. Deklarasi Allah dalam surat Syuro / Asysyu’aro ayat 9 ( “Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ).
2. “Dari Abu Hurairah RadhiAllohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Alloh telah berfirman: Barang siapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. Hadits ini dirawikan Imam Bukhary Dalam Kitab Shahihnya, Hadits No: 6137.
3. Ihya` ulumuddin Karya Abu Hamid Al-Ghazali, menyatakan diri manusia yang sempurna adalah mereka yang dengan ketaatannya menggapai Iman dengan sesungguhnya, menjalankan Syari’at Islam dengan sepenuhnya dengan tidak pilih-pilih, mereka para muslim dan para mukmin yang dengan kontinyu berusaha menggapai derajat “Ihsan”, maka dalam diri mereka bersemayam 4 jenis Ruh ( Pertama Ruh tumbuhan, Kedua Ruh hewan, Ketiga ruh manusia murni dan Keempat / paling tinggi adalah memiliki Ruh Al-Quddus atau Ruh Al-Amin) Ruh pada Fase satu-tiga adalah ruh manusia biasa, dan ruh pada Fase keempat adalah Ruhnya Para Nabi dan Ruh Para Waliyullah. Dan jika manusia biasa yang meninggal dunia maka, ruh jenis ini tidak memiliki kategori istimewa, Sehingga Allah tidak memberi Amanat lagi untuk manusia yang hanya memiliki Ruh tingkat tiga, sedangkan manusia yang semasa hidupnya mampu menggapai derajat “Ihsan”, maka Allah akan selalu memberi amanat kepada manusia ini untuk menjadi “WaliNya” di bumi agar keseimbangan dibumi bisa dipertahankan.
4. Jadi dengan terjadinya sinergi 3 aspek diatas, maka Bagi Nabi Adam As, atas kehendak Allah akan selalu diberi kehidupan, meskipun dalam setiap Siklus hidupnya Nabi Adam As, selalu memakai Identitas berbeda beda, karena Faktanya Masa Kenabian telah berakhir setelah Muhammad bin Abdillah menjadi Rosul. Pemahaman seperti ini ( keadaan mati dan hidup / Hidup kemudian mati lalu hidup kembali), akan sangat nyata bagi mereka yang telah sempurna menjalani “Suluk” dalam menempuh Thoriqot Mu’tabaroh, Jadi tidak ada salahnya Jika Anda berkonsultasi dengan dengan para ‘Alim yang telah mencapai Derajat Mursyid ini.
5. Argumen lain adalah semasa berada di Syurga Bapak Adam As, telah membekali dirinya dengan menelan buah “Khuldi” yang didalamnya terkandung Air kehidupan. Khuldi dalam bahasa Arab-Arruba` dapat diartikan “Keabadian”, dan faktanya setelah merasakan lezatnya Khuldi Nabi Adam As, diberi keabadian dengan menyaksikan generasinya di bumi turun temurun..
Jadi bila cakrawala ini di fahami dengan bahasa Qolbu, maka jangkauan pemikiran Anda akan mampu bertumpu pada Pancaran Ilham Ilahi, yang setiap saat selalu hadir menyelimuti hati, tinggal bagaimana Anda merespon datangnya Ilham ini..
Jadi Sah-sah saja penulis menyatakan Argumen ini..
Maka dapat dikatakan lebih lanjut, Jika Bapak Adam As, Nabi Ilyas As, Nabi Isa As, Imam Mahdi As, Nabi Syits As, Bersinergi Demi Berlangsungnya Kehidupan Di Bumi, Maka Siapapun Anda Yang Hidup Dimasa yang akan datang Ini, Maka Anda Akan Meyaksikan Babak Baru Kehidupan Dunia. Dan Tentunya Peran Khidir As. juga harus Anda perhitungkan karena mereka semua akan selalu bersinergi..
(Reff.: AlQur`an, AlHadist, Hadist Qudsi / Arbain Nawawi, Ihya ‘Ulumuddin, Mistycal Dimension Of Islam by Annemarie Schimmel)
(Berlanjut Bag.2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar